-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Makalah Psikologi Kepribadian pdf

Posting Komentar
Konten [Tampil]
Triprofik.com-makalah kepribadian pdf
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Berpangkal pada kenyataan bahwa kepribadian manusia itu sangat bermacam-macam sekali, mungkin sama banyaknya dengan banyaknya orang, segolongan ahli berusaha menggolong-golongkan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu, karena mereka berpendapat bahwa cara itulah paling efektif untuk mengenal sesama manusia dengan baik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Tipologi Kepribadian Manusia berdasarkan Konstitusional?
2.      Bagaimana Tipologi Kepribadian Manusia berdasarkan Temperamen?
3.      Bagaimana Tipologi Kepribadian Manusia berdasarkan Nilai Budaya?

C.     Tujuan
1.      Utk memahami Tipologi Kepribadian Manusia berdasarkan Konstitusional
2.      Utk memahami Tipologi Kepribadian Manusia berdasarkan Temperamen
3.      Utk memahami Tipologi Kepribadian Manusia berdasarkan Nilai Budaya












Makalah kepribadian doc

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Tipologi Manusia Berdasarkan Konstitusional
Pendapat tentang tipologi manusia terus berkembang dari waktu ke waktu dan memunculkan beberapa tokoh terkenal psikologi kepribadian. Pendapat yang mereka kemukakan didasarkan atas alasan logis dan jelas, bukan sekedar alasan filosifis saja. Pendapat mereka didasarkan terbentuknya kepribadian pada manusia, baik berupa faktor dalam (indogen) maupun faktor luar (eksogen).
Faktor indogen merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia, seperti susunan urat saraf, otak, kelenjar-kelenjar, jenis atau golongan darah dan tekanannya, jumlah zat cair dalam tubuh dan lain-lain. Sementara faktor eksogen meliputi lingkungan yang ada disekitarnya. Faktor indogen yang merupakan faktor yang ada didalam diri sesorang biasa digunakan sebagai acuan yang diderita oleh seseorang. Keadaan sakit merupakan keadaan yang tidak normal, tetapi sifatnya sementara. Keadaan kurang normal yang sifatnya konstan akan menjadi ciri pribadi seseorang.

1.      Tipologi manusia menurut Hipocrates-Galenus
Hipocrates (400) berpendapat bahwa didalam tubuh manusia terdapat empat zat cair yang berlainan, yaitu darah bersifat panas, lendir besifat dingin, empedu hitam bersifat basah, dan empeu kuning bersifat kering.
Menurutnya, sifat atau watak individu merupakan perwujudan dari sifat unsur yang paling dominan dalam dirinya. Dicontohkan oleh Hipocrates, seseorang memiliki unsur “darah” yang paling dominan dibandingkan dengan unsur yang lain, orang tersebut mempunyai watak cepat, periang atau gembira, dan tidak stabil. Orang dengan berkepribadian seperti ini oleh Hipocrates disebut bertipe sanguinis. Individu yang bersifat mudah marah disebut bertipe koleris karena adanya unsur yang paling dominan dalam dirinya berupa “empedu kuning”. Sementara orang disebut bertipe melankolis jika mempunyai sifat-sifat pesimistis dan pemurung. Hal itu menurut Hipocrates mempunyai unsur paling dominan dalam dirinya “empedu hitam”. Sementara itu, individu yang mempunyai karakteristik lamban dan tidak mudah bergerak disebut bertipe flegmatis oleh adanya unsur lendir yang paling dominan dalam dirinya.
Tipe Manusia
Karakteristik
Penyebab Dominan
Sanguinis
Ekspansif, Lincah, cepat, periang, mudah tersenyum, tidak stabil, optimis.
Darah
Koleris
Garang, mudah marah, mudah tersinggung, pendendam, serius.
Empedu Kuning
Flegmatis
Lamban, sabar, palstis, tenang, dingin, tidak mudah bergerak, tidak mudah terpengaruh.
Lendir
Melankolis
Pesimistis, pemurung, kaku, penakut.
Empedu Hitam

Sementara itu, Galenus yang disebut sebagai penerus pandangan Hipocrates menggunakan dasar empat macam cairan yang terdapat di dalam tubuh manusia sebagai dasar berpikir dalam menyusun tipologi manusia. Keempat macam cairan dimaksud seperti telah dikemukakan di atas, yaitu darah (sangui), lympha (flegma), empedu kuning (choleri), dan empedu hitam (melanchole).
Jika dicermati tampak pendapat Hipocrates dan Galenus mirip atau hampir sama satu dengan yang yang lain. Oleh karena itu, dalam psikologi kepribadian kedua pendapat mereka disatukan dan disebut tipologi Hipocrates-Galenus.

Makalah sejarah psikologi kepribadian

2.      Tipologi Manusia menurut Sigaud
Tokoh yang bernama Sigaud menyusun tipologi manusia berdasarkan empat macam fungsi tubuh yang ada atau dimiliki manusia, yaitu motorik, pernapasan, pencernaan, dan susunan saraf sentral. Orang-orang yang ada di dunuia ini oleh Sigaud dikelompokkan berdasarkan fungsi fisiologis yang paling kuat [dominan]. Menurut Sigaud, tipe-tipe manusia dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu manusia bertipe muskuler, respiratoris, digestif, dan serebral.
a.       Apabila orang mempunyai fungsi motorik yang paling kuat, orang tersebut digolongkan dalam tipe  muskuler. Ciri-ciri yang tampak paling menonjol pada orang dengan tipe muskuler, yaitu anggota badannya serbapanjang, bersipir, dan serbabersudut.
b.       Apabila orang mempunyai fungsi pernapasan yang paling kuat, orang tersebut digolongkan dalam tipe respiratoris. Ciri-ciri yang tampak paling menonjol pada orang dengan tipe respiratoris, yaitu bentuk dadanya membusung, wajahnya lebar.
c.       Apabila orang mempunyai fungsi pencernaan yang paling kuat, orang tersebut digolongkan dalam tipe digestif. Ciri-ciri yang tampak paling menonjol pada orang dengan tipe digestif, yaitu perutnya besar dan pinggangnya lebar.
d.      Apabila orang mepunyai fungsi susunan saraf sentral yang paling kuat, orang tersebut digolongkan dalam tipe serebral. Ciri-ciri yang paling tampak paling menonjol pada orang dengan tipe serebral, yaitu tulang tengkorak bagian atas besar sekali dan tubuhnya langsing. 

Sejarah psikologi kepribadian pdf

3.      Tipologi Manusia menurut Kretschmer
Kretschmer menyusun tipologi manusia berdasarkan pada konstitusi fisis dan konstitusi psikis. Berdasarkan pada konstitusi fisis, tipe manusia dibedakan lagi menjadi empat tipe. Sementara berdasarkan pada konstitusi psikis manusia dibedakan menjadi dua tipe. Hebatnya, Kretschmer bisa menunjukkan hubungan antara dua macam tipologi manusia tersebut sehingga pendapatnya sangat menarik para ahli lain dan mendaptakan sambutan yang hangat sampai sekarang.
Empat tipe manusia menurut Kretschmer yang didasarkan pada konstitusi jasmani , sebagai berikut.
a.       Manusia tipe piknis atau pyknoid dengan ciri-ciri bentuk badan (perawakan), yaitu perawakan gemuk, serba bulat, serba pendek, perut gendut, wajah bundar, badan berlemak, dada berisi, memiliki sifat humor tinggi, gembira, optimis, dll.
b.      Manusia tipe asthenis dengan ciri-ciri bentuk badan, yaitu badan kurus (tipis), kepala kecil, dada rata, wajah sempit, anggota badan serba panjang, langsing, biasanya wataknya pemurung, kaku dalam pergaulan, mudah tersinggung, dll.
c.       Manusia tipe atletis dengan ciri-ciri bentuk badan merupakan campuran antara ciri badan tipe piknis dan asthenis. Bentuk tubuh atlet, mempunyai sifat realitis, mempunyai watak ingin berkuasa, ekstrovet, supel dalam pergaulan.
d.      Manusia tipe desplatis atau hypoplastic ialah orang dengan ciri-ciri bentuk badan besar dan tinggi sekali atau kecil dan pendek sekali. Tipe manusia seperti ini selamanya mempunyai perasaan inferioritas.
Sementara itu, dua tipe manusia yang didasarkan pada konstitusi psikis menurut Kritschmer, yaitu manusia tipe schizothym dan cyclothym. Ciri-ciri atau sifat-sifat kedua tipe manusia menurut Kritschmer tersebut, sebagai berikut.
a.       Manusia tipe schizothym sifat-sifat yang tampak menonjol atau dominan, yaitu egoistis, tidak banyak kawan, sukar bergaul, dll.
b.      Manusia tipe cyclothym dengan sifat-sifat yang tampak menonjol atau dominan berlawanan dengan manusia tipe schizothym, yaitu banyak teman dan mudah bergaul.
Menurut Kretschmer hubungan pasti kedua macam tipologi yang telah disusunnya itu terjadi antara jasmani dan rohani. Menurut tokoh tersebut, manusia merupakan makhluk monodualis psikhofisis yang pada dasarnya merupakan hakikat kehidupan dari manusia. Pendapat Kritschmer tersebut sebetulnya amat ditunjang oleh latar belakang keahliannya sebagai seorang dokter jiwa. Ia telah mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berharga selama bekerja, ia dapat menyimpulkan bahwa antara bentuk tubuh dengan sifat-sifat temperamen terdapat hubungan yang begitu erat.

Download buku teori kepribadian pdf

B.     Tipologi manusia berdasarkan Temperamen
Dalam psikologi kepribadian, tempramen dinyatakan sebagai salah satu aspek dasar dalam penyusunan tipologi manusia. Para ahli psikologi kepribadian menjuluki hal itu sebagai konstitusi psikis, yaitu sifat-sifat dasar tertentu dari kelakuan atau tingkah laku pada manusia. Hal tersebut juga merupakan perinsip-prinsip elementer yang dapat dijumpai kembali dalam semua perbuatan seseorang. Pada prosesnya nanti sifat-sifat dasar yang sudah ada dalam diri seseorang akan mentipe kelangsungan jalannya kelakuan orang tersebut.

1.      Tipologi manusia menurut G. Heymans
G. Heymans merupakan seorang guru besar Psikologi di Groningen, Jerman, yang kemudian sangat terkenal sampai keseluruh penjuru dunia sebagai tokoh pencetus tipologi manusia dalam psikologi kepribadian. Heymans memandang bahwa asas tingkah laku ditentukan oleh kekuatan-kekuatan tertentu yang ada didalam pribadi manusia. Pandangan G. Heymans tersebut dicetuskan setelah ia tekun menyelidiki kekuatan-kekuatan tertentu dalam tubuh manusia melalui pengisian angket yang dibuatnya dan dibagikan ke orang-orang yang dipilihnya sebagai objek penyelidikan.
Heymans menyusun teori tentang tipologi manusia dengan didasarkan kepada tiga asas yang dinamakan asas emosional, aktifitas, dan fungsi sekunder. Ketiga hal tersebut menentukan tingkah laku dan sifat (trait) individu. Asas emosionalitas berkaitan dengan kecepatan atau kemudahan seseorang terpengaruh atau tidaknya oleh emosi dalam hubungannya dengan situasi dan stimulus. Asas aktifitas merupakan suatu sifat yang menunjukkan mudah atau tidaknya seseorang melakukan suatu perbuatan secara spontan. Artinya, individu yang memiliki asas aktifitas ini selalu ingin aktif bekerja melakukan kegiatan-kegiatan. Sementara asas fungsi sekunder (secondery function) merupakan sifat lamanya seseorang terpengaruh oleh tanggapan-tanggapan tertentu dan ini menimbulkan kesan-kesan mendalam yang mempengaruhi tingkah laku orang tersebut.
Heymans berhasil membuat kesimpulan  tentang jenis tipe watak seseorang berdasarkan pada ada atau tidaknya ketiga asas seperti yang dikemukakan olehnya. Ia juga menggunakan enam prinsip pokok dalam penyelidikannya. ketiga asas tersebut dibedakan atas yang kuat dengan tanda (+) dan yang lemah dengan tanda (-). Dari penyelidikan yang telah dilakukannya, pada akhirnya ia memperoleh dat berupa tanda tertentu pada individu yang menjadi responden dalam penyelidikannya, sebagai berikut.
a.       Orang yang mempunyai emosional kuat memiliki ciri-ciri lekas memihak, fantasinya kuat, tulisan dan bicaranya aneh, kurang mencintai kebenaran, mudah marah, senang sensasi, dll
b.      Orang yang mempunyai aktifitas yang kuat memiliki ciri-ciri suka bekerja, memiliki banyak hobi, mudah bertindak, mudah mengatasi kesulitan, dan tidak mudah putus asa.
c.       Orang yang berfungsi sekunder memiliki ciri-ciri betah dirumah, taat kepada adat, setia dalam persahabatan, besar rasa trimakasihnya, suka menyesuaikan diri, dan konsekuen.

Jurnal psikologi kepribadian manusia pdf

2.      Tipologi manusia menurut Ewald
Ewald berpendapat bahwa rangsangan yang diteima oleh seseorang akan diolah dalam tubuh dan direaksikan keluar berbentuk perbuatan atau kelakuan. Selanjutnya, Ewald menyusun teori tentang tipologi manusia yang secara umum dinyatakan sebagai berikut.
Jika seseorang menerima rangsangan dari luar, maka rangsangan tersebut di dalam diri orang yang bersangkutan akan diolah dan kemudian direaksikan keluar dalam bentuk perbuatan atau kelakuan.
Selanjutnya, oleh Ewald setiap stadia dipergunakan sebagai dasar pembagian tipologi manusia. Tiap stadia yang dimaksud meliputi penerimaan rangsang, penyimpanan kesan, pengolahan rangsang,dan reaksi balik dari adanya rangsang.
a.       Penerimaan rangsang
Setiap  individu memiliki kpekaan yang berbeda-beda dalam hal penerimaan rangsang dari luar. Eward membedakan kepekaan dalam penerimaan rangsang pada manusia tersebut menjadi dua macam, yaitu kepekaan bagi gejala jiwa yang rendah dan kepekaan bagi gejala jiwa yang tinggi. Kepekaan bagi gejala jiwa yang rendah meliputi insting, refleks, napsu, dll. Sementara kepeaan bagi gejala jiwa yang tinggi meliputi pikiran, kemauan, perasaan, dll.

b.      Penyimpanan Kesan
Pada individu dapat mengalami bekas-bekas tertentu yang ditinggalkan oleh kesan. Masing-masing individu berbeda satu dengan yang lain dalam hal tingkat kedalaman kesan yang bersangkutan. Bisa saja individu yang satu memiliki kesan yang lebih mendalam dibandingkan dengan kesan yang ditinggalkan pada individu yang lain. Bekas-bekas yang ditinggalkan oleh kesan tersebut akan berpengaruh nyata pada perbuatan individu pada waktu-waktu mendatang.
c.       Pengolahan rangsang
Rangsang yang diterima oleh individu sebelum diwujudkan menjadi suatu perbuatan harus dilakukan suatu proses atau diolah terlebih dahulu. Pengolahan rangsang yang diterima oleh individu dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengolahan rangsang yang dilakukan dengan kesadaran dan pengolahan rangsang yang dilakukan oleh adanya suatu pengaruh tertentu. Ewald membedakan kedua macam pengolahan rangsang tersebut menjadi cepat dan lambatnya rangsang tersebut akan hilang kembali.
d.      Reaksi balik dari adanya rangsang
Pada individu mempunyai reaksi yang tidak sama terhadap rangsang yang diterimanya. Kemampuan individu mengadakan reaksi balik terhadap suatu rangsangan dinyatakan oleh Ewald akan tampak dalam bentuk suatu perbuatan atau kelakuan {tinkah laku} individu yang dapat diamati pada lingkungannya. Dari penjelasan diatas, kemudian disusun suatu skema yang merupakan hasil kombinasi dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan Ewald.


Paper psikologi kepribadian

3.      Tipologi kepribadian manusia menurut Plato
Plato berpendapat bahwa unsur pembentuk kepribadian manusia adalah keadaan jiwa seseorang. Berdasarkan pendapatnya tersebut, plato membedakan tiga macam fungsi jiwa pada manusia, yaitu pikiran, kemauan , dan perasaan. Pikiran kedudukannya ada di kepala, kemauan berkedududkan dalam dada, dan perasaan kedudukannya ada di bagian bawah tubuh manusia.
Menurut Plato, pikiran juga merupakan sumber kebijaksanaan, kemauan adalah sumber keberanian, dan perasaan yang dimiliki oleh individu merupakan sumber kekuatan hawa nafsu bagi manusia yang bersangkutan. Masing-masing unsur tesebut menentukan sifat kepribadian pada individu. Prinsipnya, unsur yang paling dominan akan menentukan sifat kepribadian seseorang. Oleh karna itu dapat kita saksikan dilingkungan kita ada orang yang terlihat dominan dari segi kebikjaksanaannya. Ada orang yang tampak menonjol dalam hal keberaniannya. Selain kedua sifat tersebut, adapula seseorang yang memiliki kekuatan sungguh baik dalam hal menahan hawa nafsunya.

C.     Tipologi manusia berdasarkan Nilai Budaya
Tipologi manusia dapat pula dipengaruhi oleh kebudayaannya. Hal itu wajar mengingat kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan begitu saja dari kebudayaannya. Mengapa demikian? Menurut Ki Hajar Dewantara, manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan karena kebudayaan selalu digunakan oleh manusia untuk mempermudah dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Dalam Psikologi kepribadian, kebudayaan dipandang memiliki andil sangat penting dalam menentukan tipologi kepribadian manusia.

1.      Tipologi Kepribadian Manusia menurut Riesman
Riesman menggolongkan tipologi kepribadian manusia menjadi tiga. Pertama, orang-orang yang membiarkan dirinya dipimpin oleh ruhaniahnya dan ketiga, orang-orang mendasarkan dirinya pada norma-norma yang dikemukakan oleh orang lain kepada individu yang bersangkutan.
Menurut Riesman, periode kebudayaan yang lama saling menyusul satu sama lain. Riesman mengemukakan pada prinsipnya dalam perjalanan kehidupan manusia yang diamati dari kebudayaannya selalu dapat ditemui orang-orang yang termasuk satu diantara ketiga golongan tipologi manusia yang telah dikemukakan tersebut.

2.      Tipologi Kepribadian menurut Edward Spranger
Su’adah dan Fauzik Lendriyono (2003) menuliskan bahwa pada penyelidikan pendahuluan tentang kepribadian manusia Spranger mengategorikannya termasuk dalam aliran  Verstenhede Psycologie. Aliran tersebut terbentuk oleh kelompok tiga pakar psikologi, yaitu Dilthey. Jaspers, dan Spranger. Aliran ini bertitik tolak pada kostulat tentang adanya tipe manusia ideal yang merupakan pencerminan dan perwujudan dari pola-pola nila-nilai tertentu yang didukung atau dijunjung oleh seorang manusia. Akan tetapi, ketiga pakar tersebut juga mengakui tidak ada seorang individu didunia ini yang secara mutlak merupakan tipe khusus. Tipe-tipe manusia yang dikemukakan oleh spranger tersebut sifatnya overlapping dan disebut “types teoretis”. Hal itu dijelaskan oleh Spranger dengan mengemukakan contoh pada individu yang didominansi oleh minatnya pada ilmu pengetahuan. Pada orang tersebut kebenaran tertinggi menurutnya adalah nilai-nilai dan kebenaran ini pengetahuan yang ada dan diakui oleh banyak orang didunia. Menurut Spranger, kehidupan manusia secara garis besar dipengaruhi oleh dua macam kehidupan jiwa, yaitu jiwa objectif dan jiwa subjectif.jiwa subjectif meliputi jiwa tiap-tiap orang (individu), sedangkan jiwa objectif meliputi nilai-nilai kebudayaan yang mempunyai pengarug cukup besar pada jiwa subjectif manusia.

Sejarah perkembangan psikologi kepribadian pdf

3.      Tipologi Kepribadian Manusia menurut W. Dan E. Yaensch
Berbeda dengan ahli-ahli yang lain, Kiprah W. Dan E. Yaensch dalam psikologi kepribadian berpendapat bahwa tipologi kepribadian manusia dapat digolongkan berdasarkan unsur geologi dan unsur tubuh yang dimiliki. Unsur geologi turut diperhitungkan karna keadaan tanah dapat mempengaruhi kehidupan manusia, yaitu melalui air tanah yang menghidupi penghuni-penghuninya. Selain itu, kehidupan seseorang juga dipengaruhi oleh kelenjar-kelenjar tubuhnya seperti kelenjar gondok dan kelenjar-kelenjar lain.
Berdasarkan kepada kedua unsur tersebut, selanjutnya W. Dan E. Yeansch menggolongkan manusia menjadi dua tipe, yaitu manusia tipe T (Tetanoid) dan manusia tipe B (Basedowide). Ciri-ciri manusia bertipe T (Titanoid), yaitu bermuka pucat, selalu bersuasana sedih, matanya kecil dan dalam, tanggapannya tidak bergerak, pendiam, selalu curiga dengan orang lain, dan segala sesuatunya dipandang berat. Sementara itu, manusia dengan tipe B (Basedowide) yaitu mukanya tebuka, wajahnya mudah berubah, matanya hidup dan melotot keluar, tanggapannya keluar bahkan banyak berpendapat. Orang dengan tipe B (Basedowide) akan mudah bergaul dengan orang-orang yang ada dilingkungannya.








BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
1.      Tipologi kepribadian manusia berdasarka konstitusi ini, terbentuknya kepribadia manusia, bisa berupa faktor dari dalam maupun luar. Beberapa faktor yang berasal dari dalam seperti urat saraf, otak, kelenjar-kelenjar, jenis atau golongan darah dan tekanannya, jumlah zat cair dalam tubuh dan lain-lain. Sementara fakror eksogen meliputi lingkungan yang ada disekitarnya.
2.      Tipologi kepribadian manusia berdasarkan temperamen yang dimiliki,  terbentuknya kepribadian manusia bisa dilihat dari sifat-sifat dasar tertentu, dari kelakuan atau tingkah laku pada manusia.   
3.      Tipologi kepribadian manusia berdasarkan nilai budaya. Terbentuknya kepribadian manusia ini tidak lepas dari kebudayaan, karena kebudayaan selalu digunakan oleh manusia untuk mempermudah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.











DAFTAR PUSTAKA
Prawira, Purwa Atmaja. 2017. Psikologi Kepribadian. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media
Siregan, Lis Yulianti Syafrida. 2013. Mengenal Pribadi Melalui Psikologi Kepribadian. Jurnal Darul Ilmi, 01 (02), 103.
Rofik86
Seorang yang berpegang teguh pada komitmen dan tentunya sangat setia pada seorang wanita

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter