-->

Ad Unit (Iklan) BIG

MAKALAH TEORI PSIKOANALISIS CARL GUSTAV JUNG

Posting Komentar
Konten [Tampil]


MAKALAH


TEORI PSIKOANALISIS CARL GUSTAV JUNG


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian


Diampu Oleh:

Yevin Fitri Kuspar Indah, M.Pd




Oleh: Kelompok VII

1.      Muhammad Nahrowi

2.      Arifatus Sholehah



FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-FALAH AS-SUNNIYAH

KENCONG - JEMBER

MARET 2019



KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim,

            Ahamdulillah, puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang  berjudul ; “TEORI PSIKOANALISIS CARL GUSTAV JUNG)”, dengan tepat waktu. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Yevin Fitri Kuspar Indah, M.Pd selaku Dosen Pengampu. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya. Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. kami berharap kritik dan saran dari para pembaca, agar makalah berikutnya menjadi lebih baik.





Penyusun














DAFTAR ISI


Halaman



                     

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1

C. Tujuan Pembahasan........................................................................................... 1


BAB II PEMBAHASAN

A.    Definisi Kepribadian....................................................................................... 2

B.     Struktur Kepribadian....................................................................................... 2

C.     Perkembangan Kepribadian............................................................................. 8



BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan.......................................................................................................... 11

B.     Saran.................................................................................................................... 11



DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

      Manusia sering kali memiliki keinginan yang berubah-ubah, terkadang menginginkan melakukan hal baik, terkadang juga sebaliknya. untuk itu,  kita perlu mengenali apa yang melatarbelakangi hal tersebut. Teori psikoanalisis Carl Gustav Jung menjelaskan sebab-sebab yang melatarbelakangi hal tersebut.

      Gustav Jung menjelaskan bahwa seluruh aspek kepribadian individu harus berkembang seluruhnya. Apabila ada salah satu aspek yang terabaikan, maka hal itu akan menghambat aspek yang lain untuk berkembang dalam diri seseorang.

      Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas materi tentang kepribadian beserta struktur dan perkembangannya.


B.     Rumusan Masalah

1.      Definisi Kepribadian Menurut Gustav Jung?

2.      Struktur Kepribadian Menurut Gustav Jung?

3.      Perkembangan Kepribadian Menurut Gustav Jung?


C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui definisi kepribadian menurut Gustav Jung.

2.      Untuk mengetahui struktur kepribadian menurut Gustav Jung.

3.      Untuk mengetahui perkembangan kepribadian menurut Gustav Jung.



BAB II

PEMBAHASA N


A.    Definisi Kepribadian

      Teori kepribadian dengan pendekatan psikologi analitis dikembangkan oleh Carl Gustav Jung, Jung lahir pada 26 juli 1875 di Kesswyl, Lake Constance, Canton Thurgau, Swiss, dan di besarkan di kota Basel.Beliau diakui sebagai salah satu ahli psikologi yang terkemuka abad XX. Selama 60 tahun, ia mengabdikan dirinya dengan penuh kesungguhan untuk menganalisis proses kepribadian manusia yang sangat luas dan dalam.

    

 Kata “kepribadian” (Personalty) berasal dari bahasa Latin “persona”, mengacu pada topeng yang dipakai oleh actor Romawi dalam pertunjukan drama untuk memainkan peran atau penampilan palsu. Kepribadian adalah pola sifat dan karakteristik tertentu yang relatif permanen dan memberikan konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseorang. Sifat (trait) merupakan factor penyebab adanya perbedaan antar ndividual dalam perilaku, konsistensi perilaku dari waktu ke waktu, dan stabilitas perilaku dalam berbagai situasi. Karakteristik merupakan kualitas tertentu yang dimiliki seseorang termasuk didalamnya beberapa karakter seperti tempramen, fisik dan kecerdasan.


B.     Struktur Kepribadian

      Carl Gustav Jung mendasarkan teori kepribadiannya pada asumsi bahwa pikiran atau psike (psyche), mempunyai level kesadaran dan ketidaksadaran. Jung sangat menekankan bahwa bagian yang paling penting dari labirin ketidaksadaran seseorang bukan berasal dari pengalaman personal, melainkan dari keberadaan manusia di masa lalu. Konsep ini yang disebut Jung sebagai ketidaksadaran kolektif. Jung berpendapat keseluruhan kepribadian atau kejiwaan menciptakan beraneka atau beberapa tingkatan atau struktur yang berbeda yang dapat saling berpengaruh satu dengan lainnya. Berikut tingkatan psike menurut teori kepribadian Carl Gustav Jung:

1.      Kesadaran (conscious)

Kesadaran merupakan hal yang dapat dirasakan oleh ego. Ego adalah pusat dari kesadaran yang menyangkut pemahaman, berpikir, merasa, dan mengingat. Ego adalah kesadaran kita akan diri kita sendiri dan ego juga yang bertanggung jawab atas aktivitas normal kita dalam kehidupan sehari-hari. Ego bertindak dengan cara-cara yang terseleksi dan berlaku dalam kesadaran atas rangsangan-rangsangan yang kita perlihatkan.

Menurut Jung, Ego memiliki 2 jenis persepsi mental yaitu sikap Introversi dan Extraversi  yang saling mempengaruhi dan membentuk kepribadian individu. Dimana Extraversi adalah sikap yang berorientasi kepada dunia luar dan orang lain, sedangkan Introversi adalah sikap yang berorientasi kepada pikiran dan perasaan diri sendiri. Setiap orang mempunyai kapasitas yang sama untuk kedua sikap tersebut, tapi hanya yang dominanlah yang muncul dalam kepribadian dan kesadaran seseorang. Jung berpendapat tetang adanya 4 fungsi kejiwaan (psyche) yaitu; pikiran, perasaan, penginderaan, dan intuisi yang kemudian membentuk 8 tipe psikologis, yaitu:

a.       Extraverted Thinking Types

Orang dengan sikap ini memiliki kehidupan yang teratur, mengikuti norma yang berlaku, kaku dan cocok menjadi ilmuan karena mereka fokus dan menggunakan logika untuk menjelaskan dan memahami sesuatu.

b.      Extraverted Feeling

Orang dengan sikap ini biasanya emosional, kebanyakan tipe ini dimilki oleh kaum wanita, nyaman dengan norma dan nilai tradisional dan terkadang sikap sosial mereka muncul.

c.       Extraverted Sensing

Orang dengan sikap ini biasanya realistis, praktis dan pekerjakeras. Fokus pada kesenangan dan kebahagiaan, menikmati hidup, mudah beradaptasi dengan berbagai orang dan situasi.

d.        Extraverted Intuiting

Orang dengan sikap ini biasanya sukses dibidang bisnis dan politik karena mereka memiliki kemampuan melihat kesempatan, memiliki ide-ide baru dan kreatif, sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yg baru, suatu hal yang baru merupakan tujuan hidup mereka.

e.       Introverted Thinking

Orang dengan sikap ini biasanya tidak ramah, kurang bergaul, Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak. Mereka juga biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian.

f.       Introverted Feeling

Orang dengan sikap ini biasanya memiliki emosi yang kuat tapi mereka menutupinya. Mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan dengan orang lain, misterius, pendiam, sederhana, percaya diri dan kekanak-kanakan.

g.      Introverted Sensing

Orang dengan sikap ini biasanya cenderung sebagai orang yang tenang, kalem, tapi mereka juga membosankan dan kurang berkonsentrasi, kebanyaan dari mereka mengekspresikan diri mereka dengan musik dan seni.

h.      Introverted Intuiting

Orang dengan sikap ini biasanya suka menyendiri, jarang berhubungan dengan kenyataan, dan gak nyambung.



1.      Ketidaksadaran Personal (Personal Unconscious)

            Dalam teori Jung, kedua tingkatan dari psike adalah Personal Unconscious (ketidaksadaran pribadi). Ketidaksadaran pribadi atau personal terdiri dari semua pengalaman yang dilupakan, yang kehilangan intensitasnya karena beberapa alasan, terutama karena tidak menyenangkan. Ketidaksadaran personal  juga berisi Kompleks (inti pola emosi, persepsi, dan hasrat), kompleks merupakan kumpulan dari pengalaman yang disimpan dalam Ketidaksadaran personal dan dapat merembes ke Ego tanpa diketahui sehingga membentuk perilaku tertentu secara refleks.

2.   

  Ketidaksadaran Kolektif (Collective Unconscious)

            Bagian terdalam dari kepribadian adalah ketidaksadaran kolektif. Kebalikan dari ketidaksadaran personal yang dihasilkan dari pengalaman individu, ketidaksadaran kolektif merupakan pusat ingatan laten manusia dan leluhurnya yang terdiri dari insting dan Archetype yang diturunkan serta sering kali mengontrol perilaku kita. Isi dari ketidaksadaran kolektif ini tidak diam begitu saja tanpa berkembang, melainkan ia aktif mempengaruhi pikiran, emosi , dan tindakan seseorang. Ketidaksadaran kolektif bertanggung jawab terhadap kepercayaan agama, mitos, serta legenda.

            Didalam Ketidaksadaran kolektif terdapat Archetype yaitu bayangan-bayangan leluhur atau arkaik (archaic) yang datang dari ketidaksadaran kolektif. Banyak gambaran dari pengalaman universal sebanyak pengalaman manusia yang biasa terjadi. Diulang didalam kehidupan menggantikan keberhasilan generasi archetypes telah menjadi pengaruh dalam jiwa kita. Archetypes tidak sepenuhnya merupakan perkembangan memori. Kita tidak dapat melihat archetypes seperti melihat gambar dan kejadian yang lalu dalam kehidupan kita. Archetypes diekspresikan dalam mimpi dan fantasi. Keutamaan archetypes ini mencakup persona, shadow, anima, animus, great mother, wise old man, pahlawan dan self .

a.       Persona

Sisi kepribadian yang ditunjukkan orang kepada dunia disebut Persona. Persona archetypes adalah topeng yang berfungsi ketika seseorang berhubungan dengan orang lain. Topeng ini meliputi banyak sekali peran yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan rutin. Persona archetypes juga merupakan manifestasi universal dari usaha seseorang untuk menyesuaikan diri dengan orang lain. Persona juga bisa  menjadi negative, seperti Seseorang yang dapat belajar menyembunyikan diri atau kepribadian yang sebenarnya dibalik topeng-topeng ini. Dan juga jika kita terlalu identic dengan persona, maka kita akan kehilangan sentuhan inner self dan cendrung untuk memenuhi harapan social dimana kita bisa menjadi boneka masyarakat.

b.      Shadow

Jung mengartikan shadow sebagai darkside atau “sisi gelap” dari diri manusia. Shadow mencerminkan insting kebinatangan yang diwarisi manusia. Akan tetapi, dalam hal ini shadow eksis dalam kepribadian semua orang dan muncul dalam bentuk bermacam-macam, seperti perasaan ingin merusak diri sendiri, keinginan untuk menghancurkan orang lain atau alam. Shadow juga mengandung sisi positif di samping sisi negatif yang telah kita bicarakan. Beberapa contoh sisi positif, misalnya, seorang pembunuh bisa mengampuni korbannnya karena dia mengingatkannya pada seseorang yang pernah dicintainya.

c.       Anima dan Animus.

Jung merasa bahwa semua pria dan wanita memiliki elemen seksual yang berlawanan. Setiap pria memiliki segi feminim, seperti halnya setiap wanita memiliki kualitas maskulin tanpa disadari. Konsep ini didasarka atas kenyataan bahwa terdapat variasi hormon antara wanita dan pria. Archetype feminim dalam pria disebut anima, archetype maskulin dalam wanita disebut animus. Animus dan anima dapat bekerja secara konstruktif atau destruktif. Jung mengatakan, anima dapat berfungsi positif pada pria, misalnya, mengingatkan perasaan yang terlalu superior. Fungsi itu bekerja negatif dalam tindakan pria yang kewanita-wanitaan. Animus dalam wanita memiliki manisfestasi positif ketika menciptakan argumentasi logis dan rasional. Sisi negatif animus dapat dilihat ketika wanita berperilaku seperti pria tulen.

d.      Great Mother

Ibu agung (great mother) dan orang tua bijak (the wise old man) adalah dua aretipe lain yang diturunkan dari anima dan animus. Setiap orang, baik pria maupun waita memiliki arketipe great mother. Great mother menampilkan dua dorongan yang berlawanan, pada satu sisi dorongan untuk kesuburan dan pengasuhan serta disisi lain kekatan untuk menghancurkan. Dimensi kesuburan dan pengasuhan dari sebuah arketipe ini disimbolkan dengan pepohonan, surga, rumah dan berbagai objek kosong. Oleh karena great mother juga merupakan representasi dari kekuatan dan juga kehancuran, maka ia juga kerap disimbolkan sebagai Godmother, ibu tiri atau penyihir. Satu contoh yang mempertemukan antara dorongan kebaikan dan kehancuran adalah cerita Cinderella dimana ibu peri merupakan karater Godmother yang menciptakan sebuah dunia yang indah untuk Cinderella sekaligus menghancurkan dunia itu dalam seketika saat tengah malam tiba

e.       Wise Old Man

Orang tua yang bijak merupakan sebuah arketipe dari kebijaksanaan dan keberartian yang menyimbolkan pengetahuan manusia akan misteri kehidupan, politisi dan orang lain yang berbicara dengan meyakinkan – walaupun kadang hal tersebut bukan hal yang jujur – kerap terdengar masuk akal dan bijak bagi orang lain yang secara sadar ingin dibohongi oleh persepsi mereka mengenai arketipe orang bijak. Hal yang serupa diperlihatkan oleh penyihir di Wizard of Oz. didalam mimpi arketipe ini muncul dalam bentuk ayah, kakek atau penyihir yang akan datang menolong melalui kekuatan kebajikannya, membantu tokoh tersebut untuk keluar dari kesulitannya.

f.       Self

Self dikonsepkan sebagai energi yang memiliki kemampuan untuk merealisasikan, atau yang disebut Jung sebagai jalan individuasi. Individuasi merupakan proses dimana seseorang menjadi dirinya sendiri yang unik. Dalam melakukannya, dia tidak menjadi selfish dan jauh dari egoisme dan individualisme. self juga dikonsepsikan sebagai kekuatan pemersatu yang memiliki fungsi transenden yang mengadakan keseimbangan pada berbagai sistem kepribadian.



A.    Perkembangan Kepribadian

      Jung beranggapan bahwa semua peristiwa disebabkan oleh sesuatu yang terjadi di masa lalu (mekanistik) dan kejadian sekarang ditentukan oleh tujuan (purpose).

Prinsip mekanistik akan membuat manusia menjadi sengsara karena terpenjara oleh masa lalu. Manusia tidak bebas menentukan tujuan atau membuat rencana karena masa lalu tidak dapat diubah. Sebaliknya, prinsip purposif membuat orang mempunyai perasan penuh harapan, ada sesuatu yang membuat orang berjuang dan bekerja.

      Dari keduanya dapat diambil sisi positifnya, kegagalan di masa lalu bukan dijadikan beban tapi dijadikan pengalaman yang kemudian digunakan sebagai stimuli untuk belajar lebih baik dari kegagalan tersebut. Terlepas dari kegagalan seseorang harus memiliki angan, impian dan harapan, hal inilah yang kemudian mengarahkan pada tujuan yang akan diraih di masa mendatang agar terus berkembang. Tahap-tahap perkembangan menurut Jung terdiri atas 4 tahap. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.      Usia anak (childhood), dibagi menjadi tiga tahap :

a.       Tahap anarkis (0 – 6 tahun) Tahap ini ditandai dengan kesadaran yang kacau dan sporadic atau kadang ada kadang tidak.ka menganggap dirinya sebagai orang ketiga.

b.      Tahap monarkis (6 – 8 tahun) Tahap ini ditandai dengan perkembangan ego, dan mulainya pikiran verbal dalogikan . Pada tahap ini, anak memandang dirinya secara obyektif, sehingga sering secara tidak sadar mere.

c.       Tahap dualistic (8 – 12 tahun) Tahap ini ditandai dengan pembagian ego menjadi 2, obyektif dan subyektif. Pada tahap ini, kesadaran terus berkembang. Anak kini memandang dirinya sebagai orang pertama, dan menyadari eksistensinya sebagai individu yang terpisah.

2.      Usia pemuda ( Youth and Young adult hood)

Tahap muda berlangsung mulai dari puberitas sampai usia pertengahan. Pemuda berjuang untuk mandiri secara fisik dan psikis dari orang tuanya. Tahap ini ditandai oleh meningkatnya kegiatan, matangnya seksual, tumbuh kembangnya kesadaran dan pemahaman bahwa era bebas masalah dari kehidupan anak-anak sudah hilang. Kesulitan utama yang sering dihadapi masalah kecenderungan untuk hidup seperti anak-anak dan menolak menghadapi masalah kekinian yang disebut prinsip konservatif.

Kelahiran jiwa terjadi pada awal puberitas, mengikuti terjadinya perubahan-perubahan fisik dan ledakan seksualitas. Tahap ini ditandai oleh perbedaan perlakuan kepada anak-anak menjadi perlakuan kepada orang dewasa dari orang tua mereka. Kepribadian selanjutnya harus dapat memutuskan dan menyesuaikan diri dengan kehidupan social.

3.      Usia pertengahan (middle hood)

Tahap ini dimulai antara usia 35 atau 40 tahun. Periode ini ditandai dengan aktualisasi potensi  yang sangat bervariasi. Pada tahap usia pertengahan, muncul kebutuhan nilai spiritual, yaitu kebutuhan yang selalu menjadi bagian dari jiwa, tetapi pada usia muda dikesampingkan, karena pada usia itu orang lebih tertarik pada nilai materialistic. Usia pertengahan adalah usia realisasi diri.

4.      Usia tua ( old age )

Jung melukiskan bahwa pada masa ini orang akan mengalami penyusutan kesadaran dan mereka mengalami rasa takut terhadap kematian. Kebanyakan pasien Jung adalah orang-orang yang paruh baya dan berusia senja, dan banyak dari mereka menderita kenangan masa lalu, bergantung dengan putus asa kepada tujuan dan gaya hidup masa sebelumnya, dan berjalan mengikuti gerak hidup tanpa tujuan.










BAB III

PENUTUP


A.    Kesimpulan

      Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, kepribadian adalah suatu karakteristik yang melekat pada diri seseorang, yang menjadi pembeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Beberapa struktur kepribadian saling berpengaruh satu sama lain. Kesadaran merupakan pusat dari ego. Ego inilah yang akan bertanggung jawab atas tindakan kita. Sedangkan ketidaksadaran personal merupakan hasil dari pengalaman individu, sedangkan ketidaksadaran kolektif merupakan kebalikan dari ketidaksadaran personal dihasilkan dari bayangan para leluhur.

      Perkembangan manusia terdiri atas empat tahapan yaitu usia anak, usia muda, usia pertengahan dan usia tua. setiap tahapan tersebut menjelaskan perbedaan tingkah laku dan kebutuhan manusia.


B.     Saran

Setiap pengalaman di masa lalu, dijadikan pembelajaran untuk menjadi lebih baik di masa depan



DAFTAR PUSTAKA


Atmaja, Rinakri, Jati. 2017. ” Perkembangan Kepribadian Carl Gustav Jung".         Diakses 19       Maret 2019. http://jati-        rinakriatmaja.blogspot.com/2017/01/perkembangan   kepribadian-carl-         gustav.html

Kurniawan, Sandi, Ari. 2015. "Struktur Kepribadian Carl Gustav Jung". Diakses 19            Maret   2019.             https://www.kompasiana.com/arisandi07/55818301137f61c71d3e7de0/struktu       r-kepribadian-menurut-carl-gustav-jung

Lotus, Asteria, Atone. 2014. "Psikologi Kepribadian". Diakses 18 Maret 2019.             http://psikologikepribadian19.blogspot.com/2014/01/makalah-teori-carl-      gustav-            jung.html?m=1













Rofik86
Seorang yang berpegang teguh pada komitmen dan tentunya sangat setia pada seorang wanita

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter