-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Makalah Pengertian konflik Sosial Dan Pahami Beberapa Gejala Serta Penyebabnya

Posting Komentar
Konten [Tampil]
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay
Setiap manusia tidak pernah lepas dari Konflik, Stres, Trauma dan Frustasi. Baik yang disebabkan oleh faktor internal ataupun eksternal, karena pada dasarnya manusia adalah mahkluk sosial yang membutuhkan relasi dalam kehidupannya.


Namun, tanpa disadari interaksi sosial dalam kehidupan terkadang juga menyebabkan dampak yang positif dan dampak yang negatif. Dampak positifnya manusia dapat mengenal lebih jauh dan mendapatkan hal-hal baru dari relasi nya, dan dampak negatifnya dapat menimbulkan masalah apabila terjadi ketidak seimbangan antar relasi. Disinilah akan timbul Konfik, Stres, Trauma bahkan Frustasi.



Apa Itu Konflik



Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Kats. B. And Lehner menjelaskan konflik merupakan suatu keadaan yang menekankan karena adanya dua atau lebih pertentangan, dari keinginan-keinginan seseorang. Dalam diri manusia terdapat beberapa dorongan, keinginan yang saling bersaing untuk dipenuhi dan dipuaskan. Ada pula yang saling bertentangan, sehingga dalam waktu yang sama tidak dapat terpenuhi. Maka konflik dapat digolongkan menjadi :


1.   Konflik atau pertentangan antara dua hal atau keadaan yang sama-sama  diiginkan sehingga keduannya tidak mungkin dipenuhi. Misalnya seorang gadis yang ingin dilamar oleh dua oang dalam waktu yang hampir bersamaan.


    Pemuda itu kedua-duanya hampir mirip, sama-sama tampan, bagi si gadis mereka memenuhi syarat sehingga gadis itu malah bingung menentukannya. Pada diri gadis itu terjadi konflik. Konflik ini sebenarnya mudah diadakan penyelesaian asalkan ada pilihan salah satu dan menolak salah satunya.


2.      Konflik atau pertentangan antara satu hal, yaitu sisi satu diingini dan sisi yang lain tidak diingini. Keinginan yang satu menghambat atau menghalangi yang lain. Misalnya ada seorang yang pernah dirawat di rumah sakit karena mengalami sakit perut yang parah/dearhee. Setelah sembuh, ia ingin sekali makan rujak.

   

      Di samping ingin itu ia pun takut kalau dearhee dan harus dirawat di rumah sakit lagi. Baginya makin besar keinginan makan rujak makin besar kekuatan sakit. Penyelesaian konflik ini asal ada yang berkepentingan mau meninggalkan atau mengagalkan apa yang disenangi atau menerima hal yang tak disenangi.


3.   Konflik atau pertentangan antara dua hal yang sama-sama tak disenangi. Misalnya seorang prajurit yang berada di medan perang, bilamana maju atau menyerang terus ia akan mati karena dalam posisi yang menghawatirkan. Bila ia mundur atau lari, berarti ia menghianati sumpah prajurit serta takut kepada hukum militer. Hal ini berhubungan tak ada pilihan maka tinggal menyerah, waspada sebab keduannya tidak dapat dihindari.








Berikut ini beberapa identifikasi gejala dan penyebab konflik:

a.       Gejala-Gejala Konflik.

1)  Adanya komunikasi yang lemah. Hal ini terjadi karena keputusan yang diambil berdasarkan informasi yang salah. Dua kelompok (minimal) akan bergerak ke arah yang berlawanan berdasarkan permasalahan yang sama.


2)    Adanya friksi antar pribadi. Hubungan antar individu sering kali berada dalam kelompok lain biasanya akan mempengaruhi kebiasaan kelompok tersebut sehingga ketika kembali kepada kelompoknya seringkali tanpa menyadari telah membawa gagasan atau kebiasaan kelompok lain. Dalam keadaan demikian maka akan mudah muncul konflik.

   

    Adanya permusuhan atau iri hati antar kelompok. Hal ini disebabkan karena adanya perlakuan dan sikap yang tidak adil dari pimpinan kepada bawahan. Baik secara individual atau secara kelompok.


3)   Eskalasi arbritrasi. Semakin banyak kelompok yang berkonflik maka biasanya kelompok-kelompok ini akan dipaksa untuk melakukan arbritasi (jalan damai).


4)      Adanya moral yang rendah. Orang yang mempunyai moral rendah seringkali menampakkan kondibandingkan bersahabat.


5)      Kinerja orang yang bermoral rendah cenderung kurang baik dan seringkali bertindak tanpa perhitungan yang cermat. Dalam keadaan demikian tidak menutup kemungkinan akan banyak muncul konflik.


6)   Gejala konflik yang penulis deskripsikan tersebut merupakan indikasi akan munculnya sebuah konflik. Gejala konflik berbeda dengan penyebab terjadinya konflik, jika gejala konflik tidak mesti terjadi konflik maka penyebab konflik sudah pasti konflik itu terjadi. Terdapat heterogenitas penyebab konflik dalam masyarakat, masing-masing memiliki corak yang berbeda.

Penyebab Konflik

1)     Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya.


    Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.


2)  Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.


3)    Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.


4)    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat. Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.



Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut:

     Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
      Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
      Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
     Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
    Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik



 Akibat Dari Konflik Itu Sendiri



A.    Stress

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental.


Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.


Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.


Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.


Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

Berikut ini beberapa identifikasi gejala dan penyebab setres:

a.       Gejala-Gejala Stress

Beberapa gejala-gejala stres yang biasanya berlangsung terus menerus dan lebih dari dua minggu antara lain:

1)      Hilang minat terhadap kegiatan yang disenangi.

2)      Hilang selera makan, yang berujung pada penurunan berat badan.

3)      Terlihat lelah, atau kekurangan energi.

4)      Memiliki perasaan tidak berharga dan tidak memiliki harapan.

5)      Rasa bersalah yang tidak pada tempatnya.

6)      Tidak mampu berkonsentrasi dan berpikir jernih.

7)      Melankolik (rasa sedih berlebihan) yang biasanya disertai bangun pagi terlambat dua jam dari biasanya, rasa tidak berdaya di pagi hari dan bergerak lebih lamban.

8)      Pusing atau sakit perut.

9)      Mempunyai keinginan atau harapan untuk mati, bahkan bunuh diri.



b.      Penyebab Stress

1)      Faktor lingkungan

Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika kelangsungan pekerjaan terancam maka seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk.


2)      Faktor organisasi

Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah beberapa di antaranya. Hal ini dapat mengelompokkan faktor-faktor ini menjadi tuntutan tugas, peran, dan antar pribadi.


Adapun faktor-faktor penyebab stres kerja (stressor) karyawan adalah sebagai berikut:

Stres kerja yang dialami seseorang dipengaruhi oleh faktor penyebab stres baik yang berasal dari dalam pekerjaan maupun dari luar pekerjaan. Faktor penyebab stres kerja yang dibahas dalam penelitian ini hanya faktor organisasional, yakni faktor yang berasal dari dalam pekerjaan yang mencakup tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan hubungan antarpribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi, dan tahap hidup organisasi.


3)      Faktor pribadi

Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.


A.    Trauma

Trauma adalah cedera fisik atau emosional. Secara medis, “trauma” mengacu pada cedera serius atau kritis, luka, atau syok. Dalam psikiatri, “trauma” memiliki makna yang berbeda dan mengacu pada pengalaman emosional yang menyakitkan, menyedihkan, atau mengejutkan, yang sering menghasilkan efek mental dan fisik berkelanjutan.


Trauma emosional dan psikologis adalah akibat peristiwa penuh tekanan yang luar biasa yang menggoyahkan rasa aman diri anda, membuat anda tidak berdaya dan rentan terhadap dunia yang berbahaya. Semakin takut dan tidak berdaya yang anda rasakan, kemungkinan semakin anda menjadi traumatis.


Peristiwa penuh tekanan yang memungkinkan menjadi traumatis jika :

1)      Terjadinya secara tiba-tiba

2)      Anda tidak siap dengan kejadiannya

3)      Anda merasa tidak berdaya untuk mencegahnya

4)      Terjadi berulang-ulang

5)      Dilakukan seseorang dengan sengaja.

Trauma dibagi atas tujuh bentuk, yaitu : trauma mekanik, trauma panas, trauma bahan kimia, trauma listrik, trauma radiasi, trauma biologis dan trauma emosi.

1)      Trauma mekanik

Salah satu ciri yang paling khas dalam trauma mekanik adalah terjadinya fraktur tulang yang patah . Apabila seseorang mempertahankan dirinya terhadap suatu pukulan atau benturan, kemungkinan besar os ulnaris nya akan patah. Tulang radius juga akan patah apabila seseorang yang jatuh, menopang badan hanya dengan salah satu tangannya saja. Dan, masih banyak lagi kejadian lain yang bisa menyebabkan fraktur tulang kita parah.

2)      Trauma panas

Trauma panas dapat terjadi karena adanya jaringan yang terbakar secara langsung atau membeku, akibat tekanan suhu yang terlalu dingin. Bisa juga secara berharap seluruh tubuh mendapatkan panas yang berlebihan atau karena dingin yang terlalu rendah.

3)      Trauma Bahan kimia

Trauma bahan kimia dapat terjadi karena memakan racun, misalnya fosfor kucing yang terdapat dalam korek api zaman dahulu.

4)      Trauma listrik

Trauma listrik ini merupakan bentuk syok akibat tersengat bentuk syok akibat tersengat listirik bertegangan tinggi. Trauma seperti ini bisa merusak jantung, otak, bahkan sering mengakibatkan kematian.


Berikut ini beberapa identifikasi gejala dan penyebab Trauma:

a.       Gejala-Gejala Trauma

Berikut merupakan gejala-gejala trauma yaitu:

1)      Mengarahkan kesulitan mereka kepada diri sendiri, menjadi pendiam, tidak mau bergaul dengan teman-teman mereka.

2)      Kelakuan mereka seperti anak kecil lagi (ngompol di tempat tidur, mengisap jempol, mimpi ketakutan), atau bicara bergagap.

3)      Menjadi cepat marah, aggressive, berkelakuan nakal, berkelahi.

4)      Tidak dapat tidur, takut tidur sendiri, tidak mau ditinggal sendirian meskipun untuk waktu yang singkat saja.


b.      Penyebab Trauma

Penyebab dari trauma meliputi 2 faktor yaitu:

1)      Faktor internal (psikologis) Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari satu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan/mental. Merupakan totalitas kesatuan ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli sosial, dikombinasikan dengan faktor-faktor kausatif sekunder lainnya (patalogi = ilmu penyakit).

Sebab-sebab timbulnya Trauma yaitu:

a)      Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)

b)      Terjadinya konflik sosial budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.

c)      Pemahaman yang salah sehingga memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial (overacting) dan juga sebaliknya terlalu rendah diri (underacting).

2)      Faktor eksternal (fisik)

Faktor orang tua dalam bersosialisasi dalam kehidupan keluarga, terjadinya penganiyayaan yang menjadikan luka atau trauma fisik. Kejahatan atau perbuatan yang tidak bertanggung jawab yang mengakibat kan trauma Fisik dalam bentuk luka pada badan dan organ pada tubuh korban.


B.     Frustasi

Definisi Frustrasi berasal dari bahasa Latin frustratio, yaitu hambatan, kegagalan, rintangan. Definisi Frustasi menurut Katz B, and Lehner G.F.J. frustasi merupakan rintangan terhadap dorongan atau kebutuhan, dorongan manusia yang banyak sekali jumlahnya, selayaknyalah bahwa semua itu tidak dapat dipenuhi secara bersama-sama, ada pula yang tidak dapat di penuhi secara wajar.


Kebutuhan manusia atau dorongan manusia yang bersifat fundamental itu menimbulkan ia bertingkah laku atau berbuat dalam bentuk untuk mencapai tujuan mendapat halangan atau kekecewaan. Bahwa ia dapat dikatakan mengalami frustasi sangat tergantung pada tanggapan masing-masing terhadap situasi atau keadaan dan cara mengekspresikan frustasi itu.


Berikut ini beberapa identifikasi gejala dan penyebab Frustasi:

a.       Gejala Frustasi

Frustasi atau depresi sebenarnya dapat dicegah dan diselesaikan dengan mudah melalui beberapa tips berikut. Namun, sebelum anda mengetahui cara mencegah dan mengatasi frustrasi anda, sebaiknya anda mengetahui beberapa gejala symptom post-partum depression. Gejala-gejala depresi tersebut antara lain tidak dapat tidur dengan nyenyak atau mengalami gangguan tidur (insomnia), mudah marah, segala macam hiburan tidak dapat menghibur diri sendiri, merasa benci terhadap diri sendiri karena berbagai alasan yang tidak masuk akal dan mudah menangis.


Cara mengatasi symptom post-partum depression adalah dengan tidak memaksakan diri untuk melakukan semua pekerjaan di rumah. Sadarilah bahwa semua kegiatan tersebut tidak dapat anda lakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Adapun gejala-gejala frustasi yang berkaitan dengan pekerjaan yaitu meliputi:

1)      Meremehkan pekerjaan orang lain tanpa bisa membuktikan memang bisa dari pekerjaan yang diremehkan tersebut.

2)      Meremahkan keahlian orang lain tanpa bisa membuktikan memang benar-benar ahli dari orang yang di remehkan keahliannya.

3)      Menggurusi orang lain di luar dari jobdesknya (terlalu sibuk usil sama orang lain) hingga dia terlupa untuk meninggkatkan diri yang sesuai dengan jobdesknya.

4)      Terlalu mengasihi diri sendiri sehingga tidak pernah ada jalan keluar dari semua masalah yang menimpanya.


Penyebab Frustasi

1)      Frustasi lingkungan

Frustasi yang disebabkan oleh halangan atau rintangan yang terdapat dalam lingkungan.

2)      Frustasi pribadi

Frustasi yang tumbuh dari ketidakpuasan seseorang dalam mencapai tujuan dengan perkataan lain frustasi pribadi ini terjadi karena adanya perbedaan antara tingkatan aspirasi dengan tingkatan kemampuannya.

3)      Frustasi konflik

Frustasi yang disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dalam diri seseorang dengan adanya motif saling bertentangan, maka pemuasan dari salah satu motif yang menyebabkan frustasi bagi motif yang lain.

4)      Tidak ada ilmu pengetahuan tentang hidup

Ilmu pengetahuan tentang kehidupan itu adalah ilmu yang paling penting di antara semua ilmu yang ada. Apabila seseorang tidak mempunyai ilmu ini, maka dia akan mudah mengalami kegundahan, kesedihan, kegelisahan yang panjang dalam kehidupannya, sulit untuk kembali bangkit apabila dia jatuh.

5)      Terlalu Banyak Tekanan atau Masalah Hidup

Tuntutan pendidikan yang tinggi, tuntutan suatu tugas pekerjaan yang berat, tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup, tuntutan untuk mencapai suatu kehidupan yang terjamin, serta tuntutan dari keluarga terkadang hal itu bisa dengan mudah membuat orang stress. Tekanan yang sangat intens itu akan mempengaruhi orang yang lemah psikologisnya.













Rofik86
Seorang yang berpegang teguh pada komitmen dan tentunya sangat setia pada seorang wanita

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter