-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Inilah Disiplin tinggi sang kiai yang menjadi teladan bagi santrinya

Posting Komentar
Konten [Tampil]

Triprofik.com- Sebagai santri, anda pasti tau tentang apa yang menjadi kegiatan didalam pesantren, dimulai bangun pagi hingga malam larut mengerut dahi, belajar tiada henti, mungkin itulah gambaran keras hidup didalam lingkungan pesantren.

Gambaran serupa juga terjadi di pesantren kami Mambaul Ulum sukowono Jember, tidak dapat dipungkiri, bagi santri baru yang sekejap melangkahkan kaki ditanah pesantren akan merasa tidak nyaman dengan padatnya kegiatan pesantren, itu hal wajar, yang mana sisa kemarin hidupnya masih santai dan leha-leha keluyur sana-sini.

Namun Perasaan tersebut hanyalah sepintas awal menjalani hiruk pikuknya hidup dipesantren, tidak seperti kebanyakan orang, yang mengatakan pesantren itu tempat yang enak dan santai tinggal mengunggu uang datang lewat ATM atau sebongkah makanan dari rumah.

Tidak, Anggapan itu salah besar jika digambarkan pada kehidupan dipesantren, disaat saya mendengar perkataan seperti itu, ingin rasanya saya berkata, " cobalah anda menjalaninya sepekan saja" , anda tidak akan tau, satu tahun dipesantren lamanya seperti dua tahun diluar pesantren, apalagi bagi santri yang hanya melihat detik jarum jam turun dari angka ke angka.

Selain hidup dipesantren itu tidak mudah, santri dituntut disiplin dan tepat waktu dalam segala bentuk kegiatan, meskipun ada ijin jika tidak dapat menghindari suatu kepatuhan waktu, terlambat sebentar saja, makan hukuman yang akan diterima.

Jika kita bicara soal kedisiplinan maka ruang lingkupnya begitu umum, sebab kata disiplin akan mengarah pada sebuah tempat pendidikan, baik itu sekolah umum atau pesantren, bahkan disiplin tinggi biasanya diterapkan dalam ilmu sekolah mileter.

Disiplin Tinggi sang guru KH, Baqir Faruq

Saya ada sedikit cerita tentang kedisiplinan yang diterapkan oleh guru kami pengasuh PP MU, Allahumma firlahu. ceritanya begini !

Disaat beliau baru datang dari pasuruan, lebih tepatnya Pondok Pesantren Sidogiri, beliau rawuh sekitar jam 3 mendekati shubuh hari, seperti biasa beliau masih menjadi imam shubuh kala itu, bisa dibayangkan jarak antara Sukowono dengan Sidogiri Pasuruan sekitar 180 km dengan waktu tempuh perjalanan 4 jam, jika tiba di sukowono sekitar jam 4 shubuh, maka perjalanan dimulai pada jam 24:00 banyangkan betapa lelahnya beliau dengan menempuh perjalanan tersebut, namun beliau masih teguh dengan jadwal ngaji Shubuh hari, padahal beliau bisa saja istirahat dengan memberi pengumuman bahwa ngaji sekarang libur, namun beliau dengan kedisiplinannya manghadiri dan mengajarkan kami mengaji kitab rutinan shubuh hari.


Jika itu yang terjadi pada kita, tentu akan memilih istirahat terlebih dahulu, namun beda dengan beliau yang mengedepankan kedisiplinan. Bagitulah sedikit cerita yang bisa saya sampaikan tentang ingatan yang masih tergiang dalam angan.

Sejatinya tidak hanya itu saja, pastinya kejadian dan waktu yang berbeda juga terjadi pada beliau dengan tanpa saya mengetahuinya, cerita ini bukan bermaksud menggurui atau mengajarkan, hanya saja ini suatu bentuk penyampaian yang ingin saya abadikan dalam Triprofik.com

Semoga kita mendapat Barokah beliau dan menjadikan teladan bagi kita, serta anak cucu kita kelak, apalagi yang ingin meneruskan perjuangannya di Pesantren Mambaul Ulum Sukowono Jember, agar bisa mengenang jasa beliau serta dapat meniru beliau dalam hal kebaikan dan mendekatkan diri pada Allah.

Mungkin ini saja yang dapat saya bagikan, jika ada saltik atau bahasa yang tidak pantas, maka ingatkan kami yang masih dalam tahap belajar.




Rofik86
Seorang yang berpegang teguh pada komitmen dan tentunya sangat setia pada seorang wanita

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter